Assalamualaikum,
"Syurga dibawah telapak kaki ibu" menunjukkan tanggungjawab yang besar seorang anak terhadap ibunya. Oleh itu saya ingin bertanya pula apakah hak seorang ibu terhadap anaknya? Bolehkah seseorang ibu melakukan sesuatu / membuat sebarang keputusan tanpa mengambil kira pendapat anaknya?
Sekadar bertanya, Wassalam.
Bab Birrul Walida'in
Al Birr membawa maksud kebaikan, berdasarkan sabda Rasulullah S.A.W : "Al Birr adalah baiknya akhlaq". (Diriwayatkan oleh Muslim Hadith No. 1794)
Al Birr merupakan hak kedua orang tua, berlawanan dengan Al 'Uquuq yang bererti kejelekan dan mengsia-siakan hak.
"Al Birr adalah mentaati kedua orang tua di dalam semua apa yang mereka perintahkan kepada engkau, selama tidak bermaksiat kepada Allah, dan Al 'Uquuq dan menjauhi mereka dan tidak berbuat baik kepadanya." (Disebutkan dalam kitab Ad Durul Mantsur 5/259)
Berkata Urwah bin Zubair mudah-mudahan Allah meredhai mereka (ibubapa) berdua tentang firman Allah S.W.T : "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan." (Surah Al Isra' : ayat24)
Imam Al Qurtubi Rh telah berkata:
"Termasuk 'Uquuq (durhaka) kepada orang tua adalah menyelisihi/ menentang keinginan-keinginan mereka dari (perkara-perkara) yang mubah, sebagaimana Al Birr (berbakti) kepada keduanya adalah memenuhi apa yang menjadi keinginan mereka. Oleh kerana itu, apabila salah satu atau keduanya memerintahkan sesuatu, wajib engkau mentaatinya selama hal itu bukan perkara maksiat, walaupun apa yang mereka perintahkan bukan perkara wajib tapi mubah pada asalnya, demikian pula apabila apa yang mereka perintahkan adalah perkara yang mandub (disukai/ disunnahkan).” (Al Jami' Li Ahkamil Qur'an Jil 6 hal 238)
Berkata Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah Rh:
Berkata Abu Bakr Al-Arabi di dalam kitab Zaadul Musaafir : "Barangsiapa yang menyebabkan kedua orang tuanya marah dan menangis, maka dia harus berusaha mengembalikan keduanya agar mereka kembali tertawa (senang).” (Ghadzaul Al Baab 1/382)
Para Ulama' Islam sepakat bahwa hukum berbuat baik (berbakti) pada kedua orang tua hukumnya adalah wajib selagi mana ia tidak bercanggah dgn hukum syarak.
Ibnu Hazm berkata:
"Birul Walidain adalah fardhu (wajib bagi masing-masing individu).” Berkat beliau dalam kitab Al Adabul Kubra:
Berkata Al Qadhi `Iyyad: "Birrul walidain adalah wajib pada selain perkara yang haram." (Ghadzaul Al Baab 1/382)
Antara dalilnya:
1. Firman Allah S.W.T :
"Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukanNya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua Ibu Bapak.” (Surah An Nisaa' : ayat 36)
Dalam ayat ini (berbuat baik kepada Ibu Bapa) merupakan perintah, dan perintah di sini menunjukkan kewajiban, khususnya, kerana terletak setelah perintah untuk beribadah dan mengEsakan (tidak mempersekutukan) Allah, serta tidak didapatinya perubahan (kalimat dalam ayat tersebut) dari perintah ini (Al Adaabusy Syar'iyyah 1/434)
2. FirmanNya lagi :
"Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (Surah Al Isra': ayat 23)
Perkataan qadhoo di dalam ayat ini, Ibnu Katsir menafsirkan bahawa ia membawa maaksud "mewasiatkan".
Al Qurthuby menafsirkan sebagai “memerintahkan, menetapkan dan mewajibkan.”
Asy Syaukaniy menafsirkan: "Allah memerintahkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua seiring dengan perintah untuk mentauhidkan dan beribadah kepadaNya, ini pemberitahuan tentang betapa besar haq mereka berdua, sedangkan membantu urusan-urusan (pekerjaan) mereka, maka ini adalah perkara yang tidak bersembunyi lagi (perintahnya)” (Fathul Qodiir 3/218)
3. FirmanNya :
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang Ibu Bapanya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua orang tua mu(Ibu Bapa), hanya kepadaKulah kamu kembali." (Surah Luqman : ayat 14)
Berkata beliau. "Maka, barangsiapa yang bersyukur kepada Allah akan tetapi dia tidak bersyukur pada kedua Ibu Bapaknya, tidak akan diterima (rasa syukurnya) dengan sebab itu.” (Kitab Al Kabaair min Imam Az Dzahabi hal 40)
Berkaitan dengan ini, Rasulullah S.A.W bersabda:
"Keredhaan Rabb (Allah) ada pada keredhaan orang tua dan kemurkaan Rabb (Allah) ada pada kemurkaan orang tua" (Riwayat Tirmidzi dalam Jami'nya (1/ 346), Hadith ini sahih, lihat Silsilah Al Hadith Ash Shahiihah No. 516)
4. Hadith Al Mughirah bin Syu'bah R.A , dari Nabi S.A.W bersabda :
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian mendurhakai para Ibu, menanam hidup-hidup anak perempuan, dan tidak mahu memberi tetapi meminta-minta (bakhil) dan Allah membenci atas kalian (mengatakan) katanya si fulan begini si fulan berkata begitu (tanpa diteliti terlebih dahulu), banyak bertanya (yang tidak bermanfaat), dan membuang-buang harta.” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim , No. 1757)
Secara kesimpulannya, hak ibubapa keduanya adalah dihormatinya, dan berbuat ihsan kepadanya, dan mengerahkan jiwa harta untuk kemaslahatan keduanya, dan berusaha sungguh-sungguh untuk mendapat redhanya.
dan sekiranya dlm perkara yang perselisihan antara anak dan ibubapa, duduk berbincanglah dgn mereka. Berbincang dgn baik. Jgn sesekali meninggikan suara walaupun "UH" kepada mereka. I believe, negotiation will solve problems. Win-Win Situation (try to read 7 habits of highly effective people written by Stephen R. Covey).
wallahua'lam.
http://www.zayed.com
LULUS!