SJ-13-0018 : Menolong seorang sahabat

:salam

Pertama skali kami memohon ribuan ampun krn lewat menjawab soalan sdr. Insya Allah saya akan menjawab sdr.

Demikianlah manusia yg bersifat makhluk. Tidak dapat menguasai dirinya. Merancang utk melakukan kebaikan, tetapi sebaliknya yg berlaku. Begitulah janji2 iblis spt yg termakutb di dalam al-Qur'an:

Iblis berkata:"Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (QS. 15:39)

Walaupun begitu, menjadi tugas kita utk melawan hasutannya. Kita harus berusaha agar dapat mencegah dari melakukan sesuatu yg buruk. Saya memahami akan sukarnya melawan sesuatu perkara, apatah lagi ia sudah menjadi satu tabiat kpd kita. Tapi kita percaya kpd janji Allah spt yg difirmankanNya di dalam al-Qur'an yg mengatakan bhw seseorang yg berusaha utk melakukan sesuatu perkara dgn penuh keikhlasan dan ketakwaan pasti mendpt bantuan drpdNya.

Saya menyarankan kpd diri saya dan juga yg lain agar kita memeriksa kembali amalan kita. Adakah ia satu amalan yg dilakukan krn Allah swt semata2. Atau ada walaupun sedikit unsur2 riak etc. Krn Allah telah berfirman:

[وَأَقِمِ الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ]

Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 29:45)

Imam Ibn Katsir di dalam tafsirnya ketika menafsirkan ayat di atas mengatakan bhw solat itu mengandungi 2 perkara:
1) meninggalkan akhlak dan amalan buruk. Imam ahmad meriwayatkan sebuah hadis daripada Abu Hurairah ra bhw dtg seorang lelaki kpd Rasulullah saw dan berkata kpd Baginda saw, "Lelaki itu bersolat di malam hari tetapi di siang harinya dia mencuri." Rasulullah saw menjawab, "Apa yg kamu katakan (solat) dapat mencegahnya drpd melakukannya."
2) solat itu satu bukti kita ingat kpdNya yg menjadi objektif utama kpd ibadat.

Abu Al-`Aliyah mengatakan ketika menghuraikan ayat yg sama mengatakan solat itu mengkehendaki 3 perkara:
1) Melakukannya dalam keadaan suci dan ikhlas krn Allah semata2. Ikhlas membuatkan seseorang itu melakukan perkara yg baik.
2) Takut kpd Nya Ini mendorongnya dari melakukan perbuatan yg mungkar.
3) ingat kpdNya memjadikan seseorang itu berpegang kpd tali Allah sentiasa dgn batasan syara' yg digariskan dalam al-Qur'an.

Di samping itu, berlaku juga perbincangan di kalangan ulama’, apakah iman itu berkurang dan bertambah ataupun iman itu sentiasa tetap. Imam Bukhari dalam kitab sahih Bukhari telah membahaskan persoalan ini dgn panjang lebar. Beliau telah mengutarakan beberapa dalil megnenai turun naiknya iman seseorang itu.

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana, (QS. 48:4)

Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk; (QS. 18:13)

Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya. (QS. 19:76)

Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketaqwaannya. (QS. 47:17)

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Alkitab yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang-orang yang diberi Alkitab dan orang-orang mu'min itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan):"Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan" Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Rabbmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (QS. 74:31)

Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata :"Siapa di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini?". Adapun orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, sedang mereka merasa gembira. (QS. 9:124)

Demikianlah antara dalil2 yg dipetik dari al-Qur’an. Dan inilah aqidah yg dipegang oleh Ahl Sunnah wal Jamaah. Tidaklah sptmana kepercayaan Murji’ah, yg mengatakan iman itu tidak berubah. Bahkan ia tidak ada kaitan dgn amal. Inilah satu penyelewengan amat bahaya yg boleh menyebabkan seseorang itu batal imannya.

Jelas dan nyata bhw iman itu boleh bertambah dan berkurang. Hanya saja ia bergantung kpd individu utk memelihara imannya. Adapun mereka yg menyangkakan imannya tidak berganjak, Ibn Baththal mengatakan itulah antara tanda turunnya iman.

Oleh itu, periksalah amalan kita. Krn jika baik amalan kita, maka pasti perlakuan kita mengiringi amalan baik kita itu. Insya Allah. WA.

:wassalam