Media Massa di Seluruh Dunia Berbicara Tentang Kekejaman Syiah Amal
Surat kabar-surat kabar dunia berbicara tentang kebiadaban yang dilakukan oleh Amal Syiah dan para sekutunya terhadap penduduk Beirut barat dan perkemahan-perkemahan orang-orang Palestina, di antaranya:
Koresponden surat kabar Sunday Times mengatakan, "Sungguh mustahil meliput berita-berita pembantaian secara teliti, karena Gerakan Amal melarang para photografer masuk ke dalam perkemahan. Sebagian dari mereka mengancam dengan kematian. Telah terjadi penarikan beberapa orang koresponden, karena khawatir atas mereka dari penculikan dan pembunuhan. Mereka yang masih tersisa di Lebanon mendapatkan kesulitan dalam bertugas...”
Surat kabar Al-Wathan Kuwait berbicara, "Gerakan Amal dan brigade enam melarang para koresponden surat kabar untuk masuk, bahkan sesudah tumbangnya perkemahan Sabra. Mereka merusak semua kamera dan film yang telah berhasil diambil oleh sebagian jurnalis tentang bekas-bekas darah saja. Lantas bagaimana dengan kekejaman-kekejaman yang menyertai semua peristiwa ini"
Kantor berita Perancis menyebutkan, "Sesudah jatuhnya perkemahan Shabra, kelompok-kelompok Syiah dan Gerakan Amal menyebar dengan penuh semangat di setiap sepuluh dan dua puluh meter untuk menghalangi para jurnalis dan photografer untuk mengambil gambar apa pun. Surat kabar Sunday Times juga menyebutkan, bahwa beberapa orang Palestina dibunuh di rumah sakit rumah sakit Beirut, dan sejumlah jenazah orang-orang Palestina ditemukan dengan kondisi leher-leher mereka telah disembelih.
Sebuah sumber menyebutkan tentang adanya kesaksian dua orang, bahwa para milisi Amal mengumpulkan puluhan korban luka-luka dan rakyat sipil selama delapan hari peperangan di ketiga perkemahan, kemudian membunuh mereka. Di antara mereka terdapat empat puluh lima orang korban luka-luka di rumah sakit Gazza. Surat kabar Republika Italia menyebutkan, bahwa di Syatila seorang Palestina yang mengalami cacat, tidak dapat berjalan sejak beberapa tahun, mengangkat kedua tangannya memohon pertolongan dan belas kasihan di hadapan komponen-komponen Gerakan Amal. Jawaban yang didapatnya adalah dia ditembak hingga tewas. Ketika mengomentarai peristiwa ini, surat kabar itu mengatakan, "Ini adalah benar-benar sebuah kebiadaban."
Seorang koresponden menyaksikan beberapa wanita keluar dari perkemahan Shabra clan Syatila di depan bangunan rumah sakit Uka di jalan umum yang merupakan pintu masuk Shabra bagian selatan. Salah satu dari mereka berkata, "Kasihan kepada para pemuda, peperangan palsu ini untuk kebaikan siapa?" Wanita kedua berkata, "Kita tidak bermusuhan, musuh kita bersama adalah satu, yaitu Israel. Tujuan kita adalah membebaskan tanah kita Palestina untuk kembali ke rumah-rumah kita."
Wanita malang ini melebih-lebihkan baik sangkanya kepada Syiah ketika dia mengatakan, kita tidaklah bermusuhan. Mungkin dia mempunyai alasan, dia seperti kebanyakan orang-orang Ahlu sunnah yang di sia-siakan, mereka tidak mengetahui mana musuh dan mana teman.
Dalam laporan panjang yang disebarkan oleh John Kevins pada surat kabar New York Times, dikatakan di sana, "Sejumlah jurnalis masuk ke dalam perkemahan Burj AlBarajinah. Dari dekat perkemahan tampak keadaan sangat hancur, bahkan sebagian orang-orang Palestina menyebutkan, bahwa Israel tidak berbuat sesuatu pada mereka seperti yang telah diperbuat oleh Gerakan Amal. Di dalam perkemahan-perkemahan itu terdapat kebencian, bukan hanya kepada milisi-milisi Amal, bahkan mungkin yang paling besar adalah kepada Syria, yang dianggap dalam skup yang luas telah merencanakan untuk mengepung perkemahan dan mendukungnya untuk menghancurkan pengaruh Yasir Arafat, pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina dan untuk mengkonsolidasi kekuasaannya atas Lebanon melalui perwakilannya."
Inilah sedikit dari banyaknya statemen-statemen dunia internasional yang mengikuti peristiwa-peristiwa itu pada saat banyak kaum muslim Sunni yang lupa atau pura-pura melupakannya. Mereka selalu meneriakkan pendekatan/ jalan damai, dan pada saat yang sama mereka menipu orang-orang dengan taqiyyah. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nyalah kita kembali.
Nota: Petikan Buku Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam (terjemahan), oleh Dr Imad Abdus Sami’ Husain, terbitan al-Kautsar