Minta komen para ustaz terhadap tulisan di bawah. Boleh ke bersastera seperti ini walau untuk berdakwah sekalipun. Takut nanti ada yang tersalah menganggapnya sama dengan perkataan Allah dari Quran dan melalui Hadith Qudsi. Namun di satu sudut, tulisan seperti ini mungkin boleh membawa kesan dan kesedaran kepada kumpulan sasarannya :
"Forgiveness is a gift of high value, yet its cost is nothing."
Surat dari Allah SWT
Saat kau bangun pagi hari, AKU memandangmu dan
berharap engkau akan berbicara kepada KU, walaupun
hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur
kepada KU atas sesuatu hal yang indah yang terjadi
dalam hidupmu hari ini atau kemarin .....
Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan
diri untuk pergi bekerja ......
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU
tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti
dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk ........
Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi selama
lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian AKU
Melihat engkau menggeerakkan kakimu. AKU berfikir
engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari
ke telephone dan menghubungi seorang teman untuk
mendengarkan kabar terbaru.
AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU
menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua
kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk
mengucapkan sesuatu kepadaKU.
Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang
sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk
berbicara kepadaKU, itulah sebabnya mengapa engkau tidak
menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan
melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut
namaKU dengan lembut sebelum menyantap rizki yang AKU
berikan, tetapi engkau tidak melakukannya .....
masih ada waktu yang tersisa dan AKU berharap engkau akan
berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang
kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang
harus kau kerjakan.
Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV,
engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya,
tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yg
ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat
engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi
kembali kau tidak berbicara kepadaKU ........
Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau
melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa
sepatahpun namaKU, kau sebut. Engkau menyadari bahwa AKU selalu
hadir untukmu.
AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar
terhadap orang lain. AKU sangat menyayangimu, setiap
hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau
syukur dari hatimu.
Keesokan harinya ...... engkau bangun kembali dan
kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau
akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU .......
Tapi yang KU tunggu ........ tak kunjung tiba ...... tak juga
kau menyapaKU.
Subuh ........ Dzuhur ....... Ashyar .........
Magrib ........ Isya
dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan AKU ....
tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa,
tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud
kepadaKU ..........
Apa salahKU padamu ...... wahai UmmatKU?????
Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU berikan, harta yang KU
relakan, makanan yang KU hidangkan, anak-anak yang
KUrahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat
kepadaKU ...........!!!!!!!
Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap
berharap suatu saat engkau akan menyapa KU, memohon
perlindungan KU, bersujud menghadap KU ...... Yang
selalu menyertaimu setiap saat .......
Allah SWT ......
Note: apakah kau memiliki cukup waktu untuk
mengirimkan surat ini kepada orang lain yang kau
sayangi??? Untuk mengingatkan mereka bahwa segala
apapun yang kita terima hingga saat ini, datangnya
hanya dari ALLAH semata.
** dah jadi macam satu bentuk surat berantai yang baru pulak** Isinya menarik dan berkesan tapi dari segi akidahnya, kena mintak kelulusan pakar rujuk kat sini. Kalau lulus saya pun nak tolong edarkan.
:salam
Pada zahirnya, mmg isinya amat baik. Bahkan isi2nya tidak lari dari ketetapan syara'. Semuanya bersandarkan kpd nas2 dari al-Qur'an dan juga al-Hadis(setakat pembacaan saya sekilas lalu). Hanya saja tidak disertakan dalil2 dari mana ia dipetik.
Tetapi, apa yg menjadi masalah di sini adalah penisbahan surat/artikel di atas drpd Allah swt. Meskipun kesemuanya bersumber dari dalil2, namun Allah swt tidak pernah menyusun ayat sptmana di atas. Jauh sekali Allah swt menulis surat utk hambanya. Jika ya pun, 'surat' dari Allah swt kpd kita hanyalah al-Qur'an.
Menisbahkan surat di atas kpd Allah swt adalah satu kesalahan yg tidak boleh dipandang ringan. Jika menisbahkan sesuatu perkara kpd Nabi saw yg mana Baginda saw tidak menyebut atau melakukannya pun berdosa besar, apakan pula menisbahkan kpd Allah swt.
Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda, maksudnya: “Sesiapa yang menceritakan (atau meriwayatkan) satu hadis dan dia pandang hadis tersebut sebagai dusta, maka dia termasuk dalam salah seorang pendusta.” [Shahih Muslim, muqaddimah]
Pendustaan di atas tidak mengira samada perkara itu sesuatu yg buruk maupun baik pd timbangan akal. Selagi ianya bukan dari Nabi saw, maka ia termasuk pendusta.
Oleh itu, saya menasihatkan, agar kita berhati2 dalam penisbahan sesuatu perkara itu kpd individu, apatah lagi kpd Allah azza wa jalla. Penipuan tetap dikatakan penipuan. tidak dpt lari dari hakikat itu. Serupalah seorang pencuri yg mencuri utk bersedekah. Apakah niat baiknya itu menghalalkan cara?
Sekian. WA.
:wassalam
Ditulis/Disusun oleh
g@y@t
http://Al-Ahkam.net
http://www.eashoppingcentre.com
http://membelahlautan.
wa'alaikumussalam. JKK Ustaz Gayat.
Benar Sdr fazlimuslim, sudah pasti risalah begini tidak wajar dilakukan. Tidak ada siapa yang boleh memakai ganti diri (dhamir) bagi Allah swt, ia boleh membawa kepada syirik, wa Nauzubillah! Risalah Allah swt sudah lama diperlengkapkan dengan wafatnya junjungan besar kita, Nabi Muhammad saw. Ini adalah satu pendustaan kepada agama, walaupun dengan niat yang baik. Risalah Allah swt melalui al-Quran adalah terpelihara, sebagaimana firmannya :-
Belajar dahulu agama dengan sebaik-baiknya sebelum ingin menyampai sesuatu dakwah. Penyampaian risalah berikut perlu diubah ganti nama (pronoun) nya. Tukarkan perkataan AKU kepada ALLAH, dan KU kepada NYA atau DIA, agar ia kelihatan sebagai satu syair dari seorang hamba Allah swt dan ia perlu ditukar agar dilihat sebagai satu nasihat dan bukan kalam Allah! . WA.
wassalam
خيرالأمين