:wassalam
Jawab:
[U] = Isu berulang. Sudah dibahaskan sebelum ini dgn panjang lebar.
Pendirian alAhkam mengenai Musik dan Seni Suara.
Dalam simpang siur hukum terhadap musik dan seni suara atau seni hiburan, Ahkam memilih Fatwa alGhazali (Ihya' Ulumiddin, Jld 4, 136-169), Syaikh alAzhar, Mahmood Syaltut, alFatawa, ms 375-380; dan Prof Dr alImam Yusof Abu Abdallah alQardhawi, al Halal wal haram, ms 221)
Bahawa hukum seni musik dan seni suara adalah HARUS. Keharamannya adalah disebabkan oleh "amrun 'aridhiyun la zatiyun" (disebabkan hal2 lain bukan sebab zatnya sendiri)
Dalilnya: "Allah telah menjadikan segala apa yg ada di dalam bumi ini utk kamu" alBaqarah: 29
"HR Ibn Majah," La Dharar walaa Dhirar" (Tidak boleh membuat mudharat dan tidak boleh memudharatkan orang lain)
Jadi dalam fatwa2 tersebut, dijelaskan, Harusnya musik itu adalah harus bersyarat, kalau ada unsur berlebihan dan mudharat, maka ia tertegah.
Perincian seni nasyid, POP, Metal, pop-rock, rock, etnik, itu diserahkan pada uruf (citra budaya) dan pandangan hati yg beriman menentukan. WA
:wassalam
Jawab:
[U] = Isu berulang. Sudah dibahaskan sebelum ini dgn panjang lebar.
Pendirian alAhkam mengenai Musik dan Seni Suara.
Dalam simpang siur hukum terhadap musik dan seni suara atau seni hiburan, Ahkam memilih Fatwa alGhazali (Ihya' Ulumiddin, Jld 4, 136-169), Syaikh alAzhar, Mahmood Syaltut, alFatawa, ms 375-380; dan Prof Dr alImam Yusof Abu Abdallah alQardhawi, al Halal wal haram, ms 221)
Bahawa hukum seni musik dan seni suara adalah HARUS. Keharamannya adalah disebabkan oleh "amrun 'aridhiyun la zatiyun" (disebabkan hal2 lain bukan sebab zatnya sendiri)
Dalilnya: "Allah telah menjadikan segala apa yg ada di dalam bumi ini utk kamu" alBaqarah: 29
"HR Ibn Majah," La Dharar walaa Dhirar" (Tidak boleh membuat mudharat dan tidak boleh memudharatkan orang lain)
Jadi dalam fatwa2 tersebut, dijelaskan, Harusnya musik itu adalah harus bersyarat, kalau ada unsur berlebihan dan mudharat, maka ia tertegah.
Perincian seni nasyid, POP, Metal, pop-rock, rock, etnik, itu diserahkan pada uruf (citra budaya) dan pandangan hati yg beriman menentukan. WA